Jenewa, Swiss - Sidang Majelis Umum Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia atau World Intellectual Property Organization (WIPO) ke-65 dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk mempromosikan dan mengenalkan lima kopi asal Jawa Tengah yang telah tersertifikasi indikasi geografis.
Baca juga:
Kemenkumham Jateng Sukses Raih Predikat WBK
|
Pada 9 - 17 Juli 2024, tiga kopi dari Jawa Barat berkesempatan tampil pada ajang WIPO Exhibition bertajuk “Creative, Sustainable ASEAN” di Appolon Saloon, WIPO Main Lobby, Jenewa, Swiss.
Lima kopi tersebut yaitu Kopi Arabika Java Sindoro-Sumbing; Kopi Robusta Temanggung; Kopi Arabika Pegunungan Dieng Banjarnegara; Kopi Robusta Gunung Kelir Semarang; dan Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang. Di mana kelima jenis kopi tersebut, masing-masingnya memiliki cita rasa dan keunikan tersendiri.
Pertama, Kopi Arabika Java Sindoro-Sumbing. Kopi ini memiliki rasa yang khas, diantaranya sedikit rasa pahit, atau bahkan tidak terasa pahit sama sekali; dan rasa asam sedang sampai tinggi. Selain itu, Kopi Arabika Java Sindoro-Sumbing memiliki aroma yang kuat, yang memunculkan rasa dengan rasa buah, lemony, floral, caramel, chocolaty, spicy, honeyed.
Kedua, Kopi Robusta Temanggung. Kopi ini memiliki beberapa citarasa, diantaranya Chocolaty, Caramelly, Vanilla, Nutty, clean, spicy, buttery, winey, excellent, herbal, acidy, Flowery, very sweet.
Ketiga, Kopi Arabika Pegunungan Dieng Banjarnegara. Kopi ini memiliki mutu bebas dari cacat citarasa, dan memiliki rasa asam dari tingkat sedang sampai tinggi, serta sedikit rasa pahit atau bahkan tidak pahit sama sekali. Kopi ini juga memiliki aroma yang kuat dengan menampilkan rasa karamel, gula merah, dan fruity.
Keempat, Kopi Robusta Gunung Kelir Semarang. Keunggulan yang menjadi daya saing utama dari kopi ini yaitu memiliki rasa khas moka.
Kelima, Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang. Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang berdasarkan hasil uji yang dilakukan Puslitkoka Jember menunjukkan citarasa yang khas dan dominan seperti karamel, madu, rempah, fruity, herbal, kacang, floral, flowery, sweet potato, natural, dan lemony serta sebagian kecil chocolaty dan vanilla.
Menurut Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kurniaman Telaumbanua mengatakan bahwa partisipasi produk indikasi geografis pada Sidang Majelis Umum ini merupakan langkah strategis dalam mempromosikan produk-produk unggulan IG ke pasar dunia.
“Momen ini adalah peluang emas bagi kita untuk memperkenalkan berbagai produk unggulan indikasi geografis kepada peserta kegiatan yang berasal dari seluruh negara anggota WIPO, ” ucap Kurniaman pada hari Jumat, 12 Juli 2024 di Kantor Pusat WIPO.